Senin, April 01, 2013

PLAGIATOR = PEMBUNUH!!!

Oleh : Vera Yohana

Di era modern ini semua orang dituntut untuk selalu memiliki inovasi – inovasi baru, apalagi bagi generasi muda yang merupakan calon calon pemikir masa depan. Tetapi, semakin meningkatnya arus global dan tututan untuk menciptakan inovasi dan kreasi ini ternyata semakin  mendorong generasi muda untuk melakukan tindakan plagiat. Contohnya saja saat-saat ini kita sudah tidak asing lagi dengan penjiplakan lagu, atau, masihkah kita ingat dengan kasus perjualbelian skripsi yang dulu sempat menghebohkan dunia massa? Kasus ini mungkin memang sudah tidak pernah terdengar lagi di dunia massa, tapi nyatanya, kasus ini masih sering kita jumpai dan sudah menjadi hal biasa untuk kita.

Sebenarnya, plagiatisme merupakan hasil dari proses belajar sejak dini dari para generasi muda di Indonesia. Mungkin akan timbul pertanyaan–pertanyaan dalam diri kita, proses yang bagaimana? Mengapa proses ini  bisa begitu berperan dalam dewasa ini? Apa dampak langsung dari proses ini ? Nah teman semuanya akan kita bahas bersama disini.
Jika kita telaah, dari awal memang tidak mengherankan bagaimana bisa tindakan plagiat menghiasai bumi pertiwi. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah tidak asing lagi dengan tindakan contek-mencontek. Bagaimana bisa contek-mencontek disebut plagiat? Jelas bisa, kawan.

Mencontek merupakan tindakan meniru, menjiplak, dan mengambil secara tidak benar suatu karya orang lain. Jadi jangan pernah menganggap remeh, hasil test atau ujian kita itu merupakan sebuah hasil karya, lho. Nah, dari hal yang kita anggap remeh inilah kita belajar untuk melakukan tindakan plagiat. Awalnya kita hanya mencontek PR teman, setelah itu mencontek waktu test dan ujian, dan karena sudah terbiasa dengan hal itu lama-lama kita mencontek hasil orang lain pada hal yang lebih berskala besar. Misalnya, mencontek karya tulis ilmiah orang lain, atau mungin mencontek lagu orang lain dan masih banyak lagi.

Apakah semua ini memiliki dampak? Jelas sekali iya. Mungkin untuk plagiat berskala besar ada hukum yang mengikat jika terjadi suatu pelanggaran hak cipta, tapi tidak berarti yang berskala kecil tidak memiliki dampak negatif. Tindakan plagiat selain suatu tindakan yang tidak menghargai kemampuan diri sendiri, plagiat juga merupakan suatu tindakan pembunuhan. Memang terdengar agak menakutkan tapi ini merupakan sebuah kenyataan yang harus kita sadari dan kita tahu.

Plagiat bukan pembunuhan secara langsung yang ditandai dengan kematian jiwa seseorang atau pembunuhan yang seperti kita bayangkan yang berdarah–darah (lebay-red). Akan tetapi, plagiat merupakan sebuah pembunuhan karakter, karena tindakan plagiat mematikan kreatifitas pelaku itu sendiri. Jadi, kesimpulannya plagiator itu melakukan bunuh diri secara terus menerus.

Apapun alasannya plagiat tetaplah salah, karena sebenarnya kreativitas untuk mendapatkan sebuah inovasi baru itu dapat dipelajari. Jadi kalau tidak mau berdosa dengan diri sendiri, kita harus mulai belajar menghargai diri sendiri dan berhenti melakukan bunuh diri. Ingat ya, kalau orang lain kita inginkan untuk menghargai karya kita, kita sendiri harus belajar untuk menghargainya. Satu lagi, sebuah karya yang kita hasilkan ketika mendapatkan sebuah hasil yang memuaskan akan lebih membanggakan daripada hasil plagiat kita. Keep smile and always do the best.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Contact Us

Kampus I Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang Kode Pos 50232
Email: whitecampus@ymail.com
Blog : www.ukmwhitecampus.blogspot.com
Twitter : @UKMWhiteCampus